Makna Hari Raya Siwalatri
Friday, November 29, 2019
Add Comment
Hari Raya Siwalatri jatuh pada purwaning Tilem kapitu, yang dimana
pada hari raya ini dipercayai sebagai hari peleburan dosa yang pernah dilakukan
oleh umat beragama Hindu. Pada hari itu semua umat manusia melaksanakan yadnya.
Yadnya merupakan korban suci yang tulus iklas yang dipersembahkan kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sang kuasa di dunia ini. Pada hari raya siwalatri
ini semua manusia beragama hindu melaksanakan pemujaan kepada Dewa Siwa.
Rangkaian pelaksanaan hari raya Siwalatri yaitu, dimulai pada hari itu
melakukan persembahyang dengan memuja dewa Siwa. Pada malam hari semua manusia
berumat hindu melakukan Tapa Bratha Samadhi, biasanya dilakukan di Pura Dalem
atau bisa ditempat suci yang dapat menenangkan pikiran.
Tujuan dari Tapa Bratha
Samadhi itu adalah sebagai malam perenungan untuk memikirkan dosa-dosa yang
pernah dilakukan selama hidup didunia ini dan memohon maaf kepada Dewa Siwa
agar semua dosa yang pernah dilakukan agar dapat diampuni. Melakukan Tapa
Bratha Samadhi ini dilakukan dengan penuh ketulusan hati dan dilandasi dengan
pemikiran yang tulus dan iklas sehingga apa yang diharapkan dikemudian hari
dapat terwujud.
Selain itu melakukan Tapa Bratha Samadhi dilakukan semalam suntuk artinya dari malam hari hingga pagi hari. Berdasarkan tujuannya pelaksanaan hari raya Siwalatri diharapkan para umat beragama Hindu agar dapat melakukan puasa sehari penuh, dengan tujuan dapat menahan lapar, dan tentunya dapat menahan hawa nafsu kita. Sehari setelah perayaan hari raya Siwalatri umat beragama Hindu melakukan pemandian di pantai yang sering disebut dengan Bayu pinaruh.
Selain itu melakukan Tapa Bratha Samadhi dilakukan semalam suntuk artinya dari malam hari hingga pagi hari. Berdasarkan tujuannya pelaksanaan hari raya Siwalatri diharapkan para umat beragama Hindu agar dapat melakukan puasa sehari penuh, dengan tujuan dapat menahan lapar, dan tentunya dapat menahan hawa nafsu kita. Sehari setelah perayaan hari raya Siwalatri umat beragama Hindu melakukan pemandian di pantai yang sering disebut dengan Bayu pinaruh.
Tujuan dari kegiatan Bayu pinaruh yaitu membersihkan badan
dan pikiran manusia secara niskala dengan cara melakukan pemandian di
pantai, sehingga dosa-dosa yang pernah
dibuat dahulu dapat dibersihkan dengan kesucian hati dan pikiran, agar
tercapainya kehidupan yang jagathita di dunia ini. Hari raya Siwalatri identik
dengan cerita dari Lubdaka.
Kisah ini meceritakan ketika Lubdaka pergi memburu
binatang di hutan, pada saat itu istrinya sudah melarangnya, karena menurut
kepercayaan agama Hindu, dewasa saat itu tidak baik melakukan pemburuan
dihutan. Lubdaka pun segera pergi kehutan tanpa mendengarkan nasehat istrinya.
Setiba dihutan Lubdaka pun mulai memburu binatang yang ada dihutan, tetapi
sampai larut malam Lubdaka pun tidak mendapatkan binatang satupun. Karena saking
malamnya hari Lubdaka pun tidak dapat menemukan jalan menuju rumahnya.
Akhirnya Lubdaka pun memanjat pohon besar yang bernama pohon bila. Disana Lubdaka bersenderan sambil memikirkan dosa-dosa yang pernah dibuatnya selama hidupnya. Tiga perbuatan yang sangat mulia yaitu moha;artinya tidak minum jagra;artinya tidak tidur dan upavasa; yang artinya tidak makan. Itulah yang dilakukan oleh Lubdaka selama semalam suntuk sambil menghitung daun pohon bila yang di jatuhkan kebawah pohon, tanpa diketahui dibawah pohon tersebut Dewa Siwa sedang melakukan Samadhi sehingga dewa Siwa mendengarkan semua perkataan dari Lubdaka.
Akhirnya Lubdaka pun memanjat pohon besar yang bernama pohon bila. Disana Lubdaka bersenderan sambil memikirkan dosa-dosa yang pernah dibuatnya selama hidupnya. Tiga perbuatan yang sangat mulia yaitu moha;artinya tidak minum jagra;artinya tidak tidur dan upavasa; yang artinya tidak makan. Itulah yang dilakukan oleh Lubdaka selama semalam suntuk sambil menghitung daun pohon bila yang di jatuhkan kebawah pohon, tanpa diketahui dibawah pohon tersebut Dewa Siwa sedang melakukan Samadhi sehingga dewa Siwa mendengarkan semua perkataan dari Lubdaka.
Ketika selesai menghitung daun pohon bila tidak terasa bahwa hari sudah pagi,
segera Lubdaka pergi kerumahnya. Akhir cerita Lubdaka pun selesai menjadi
pemburu, dan dia menjadi seorang peti, pada saat Lubdaka meninggal, arwahnya di
bawa oleh Sang Suratma ke neraka, namun dicegat oleh Dewa Siwa, Dewa Siwa menjelaskan
ketika malam Siwalatri, Lubdaka sudah telah mampu melebur dosanya yang pernah
ia perbuat selama hidupnya, sehingga Dewa Siwa sebagai dewa penguasa mengampuni
semua dosa yang dilakukan oleh Lubdaka, dan akhirnya Lubdaka pun dibawa ke surge
loka. Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa pada malam perayaan hari raya
Siwalatri semua umat manusia diwajibkan melakukan Moha, Jagra, dan Upawasa dan
memohon kepada Dewa Siwa agar semua dosa-dosa yang pernah dilakukan selama
hidup kita dapat diampuni. Sehingga dimasa yang akan datang kehidupan kita akan
menjadi lebih baik serta tercapainya kehidupan yang damai.
0 Response to "Makna Hari Raya Siwalatri"
Post a Comment