Pengertian dan Pembagian Panca Yama Bratha
Thursday, January 2, 2020
Add Comment
Pengertian dan pembagian Panca Yama Bratha
Yama adalah bagian dari Astanggayoga, yaitu delapan bagian-bagian
dari ajaran yoga. Bagian-bagiaannya adalah Yama, Niyama, Asana, Pratyahara,
Dharana, Dhyana dan Samadhi, yaitu suatu keadaan kukuhnya pikiran dengan atma. Seluruh
bagian dari jenjang itu berawal dari ahimsa jenjang yang lebih tinggi tidak
bisa dicapai. Jenjang pertama dari Astangga Yoga adalah Yama. Terdiri dari lima
bagian yang disebut dengan Panca Yama Bratha. Dalam Vrhaspati Tattwa, diuraikan
rincian Panca Yama Bratha itu sebagai berikut :
Ahimsa brahmacaryan ca
Satyam avyavaharikam
Astainyam iti pancaite
Yama rudrena bhasitah
Artinya : Ahimsa, Brahmacari, Satya, Avyavaharika,
Asthaineya, kelima ini disebut Panca Yama Bratha oleh Dewa Rudra.
Jadi yang disebut Panca Yama Bratha ialah :
- Ahimsa artinya tidak menyakiti atau membunuh.
- Brahmacari artinya tidak menikah atau masa menuntut ilmu.
- Satya artinya tidak berkata bohong (jujur) atau setia.
- Avyavaharika artinya tidak berselisih, tidak berjual beli, tidak berbuat dosa karena kepandaian.
- Astainya artinya tidak mencuri.
Adapun pengertian yang terkandung pada setiap bagian dari
Panca Yama Bratha itu adalah sebagai berikut
1. Ahimsa
Ahimsa, artinya tidak membunuh atau
menyakiti. Ahimsa adalah ajaran pengendalian diri yang sifatnya sangan
mendasar. Artinya jika seseorang belum mampu mengendalikan diri dalam hal
menyakiti, menganiaya dan membunuh sulitlah baginya meningkatkan diri ke
jenjang yang lebih tinggi. Ahimsa pada hakekatnya memanusiakan orang,artinya
orang hendaknya menumbuhkan sifat-sifat yang lemah lembut,cinta kasih,
persaudaraan, persahabatan. Hendaknya sifat-sifat yang dianggap keji , kejam, bengis,
ganas, garang, sadis, dan lain-lain yang dapat menjuruskan pada perbuatan yang
menyakiti, menganiaya, dan membunuh. Sebab sifat-sifat seperti itu adalah sifat
dari binatang sifat raksasa dan bukan sifat manusia yang sebenarnya. Lawan dari
himasa karma adalah adalah ahimsa karma, yaitu perbuatan yang membunuh atau
menyakiti makhluk lain, yang merupakan perbuatan dosa. Himsa karma yang paling
besar adalah bila dilakukan karena sad ripu, seperti karena kenafsuan, karena
marah, iri hati dan sebagainya.
Dalam agama Hindu ajaran ahimsa ini
oleh umat umumnya tidak diterapkan
secara mutlak. Karena himsa karma dapat dibenarkan apabila didasarkanatas cinta
kasih dan demi jeperluan dharma, seperti;
a.
Deva puja yaitu persembahan kepada para dewa.
b.
Pitra puja yaitu persembahan kepada leluhur.
c.
Athiti puja yaitu persembahan kepada para tamu.
Demikian pula membunuh makhluk yang dapat menimbulkan penyakit dapat dibenarkan, seperti membunuh
bibit penyakit, membunuh kutu, nyamuk dan lain sebagainya. Hal itu disebut
dengan Dharma Vighata karena tujuannya adalah mulia. Akan tetapi bagi para
Yogi, para pendetadan orang-orang yang menjalankan hidup kesucian ajaran ahimsa
karma diterapkan sempurna tanpa kecuali.
2. Brahmacari
Istilah Brahmacari berasal dari kata Brahma dan Carati. Brahma
artinya ilmu pengetahuan suci veda, Carati artinya bergerak. Jadi Brahmacari
artinya bergerak didalam pengetahuan suci veda. Dalam masa menuntut ilmu
pengetahuan suci veda itu dilakukan pantangan tidak boleh kawin, sehingga
brahmacari juga berarti tidak melakukan perkawainan. Bagi orang yang
mengabdikan dirinya dalam hidup kebenaran atau kesucian diri, suci pikiran,
suci perkataan dan suci perbuatan maka ia harus hidup sebagai seorang Brahmacari, misalnya para Yogi,
mereka tidak melakukan perkawinan seumur hidupnya.
Namun bagi umur pada umat pada umunya dapat melakukan
perkawinan yang sesuai dengan petunjuk agama dalam artian tidak melakukan
pelanggaran terhadap;
- Gamyagamana, misalnya kawin dengan saudara kandung, dengan ibu, dengan anak kandung, dan cucu.
- Paradara, kawin dengan istri orang lain.
3. Satya
Satya artinya setia, kebenaran, jujur. Kejujuran selalu
dilaksanakan oleh orang-orang yang baik budi, Karena sifat itu membawa manusia
pada ketenangan. Hanya hidup dalam kebenaran seseorang dapat melaksanakan
kebenaran. Oleh karena Tuhan adalah kebenaran. Oleh karena itu Tuhan adalah
kebenaran atau satya, maka Ia dijumpai melalui kebenaran. Jadi kebenaran atau
satya itu sangat mulia. Satya diibaratkan Brahmana diantara manusia, matahari,
diantara yang bersinar, kepala diantara angota badan, diantara dharma satya
atau kejujuranlah yang termulia. Demikian dinyatakan dalam pustaka suci
Slokantara.
Bila dirinci lebih lanjut maka ada lima jenis satya yang
disebut dengan Panca Satya, yaitu;
- Satya Hredaya, yaitu setia pada kata hati, berpendirian teguh, dan tidak terombang-ambing.
- Satya Wacana, yaitu setia atau jujur dalam kata-kata, tidak berdusta, atau bohong, vak purusya yang dapat menyakiti hati orang lain.
- Satya Laksana, yaitu setia atau mengakui apa yang pernah dilakukan dan dapat bertanggung jawab.
- Satya mitra yaitu setia pada teman atau sahabat.
- Satya Samaya, artinya setia pada janji yang pernah dilakukan pada orang lain.
4. Avyavaharika
Avyavaharika atau avyavahara berani tidak berselisih tidak
berjual beli. Orang patut menghindari diri dari perselisihan atau pertengkaran
karena dapat mengotori pikiran dan dapat mengganggu ketenangan jiwa. Setiap pertengakaran
mendatangkan permusuhan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Avyavahararika
juga berarti tidak berjual beli, terutama bagi para wiku, para yogi, atau para
rohanian, oleh karena itu dalam jual beli sering terjadi tidak jujur, dan ini
tidak dibenarkan. Avyavaharika mengatantarkan seseorang untuk tidak saling
bermusuhan, tidak suka menipu, dan tidak berbuat dosa, sehingga dapat mencapai
kesucian dan kebenaran.
5. Astainya
Astainya atau asteya tidak mencuri. Mencuri adalah mengambil
milik orang lain tanpa persetujuan yang bersangkutan. Perbuatan mencuri adalah
perbuatan mementingkan diri sendiri tanpa memandang betapa sakit dan
sengsaranya hati orang yang ditimpa kecurian itu. Maka dari itu orang yang
harus, dapat mengendalikan diri dari keinginan yang berlebihan akan sesuatu. Karena
keinginan yang demikian mendorong hatinya dengan apa yang dimilikinya yang
didapatnya dari usaha yang benar dan wajar.
Demikian materi tentang Panca Yama Bratha yang dapat saya
paparkan, jika belum jelas silahkan bertanya pada kolom komentar. Semoga sukses
0 Response to "Pengertian dan Pembagian Panca Yama Bratha"
Post a Comment