Pengertian dan Pembagian Panca Niyama Bratha


Pengertian dan pembagian Panca Niyama Bratha

Niyama adalah bagian dari Astanggayoga, yaitu delapan bagian-bagian dari ajaran yoga. Bagian-bagiaannya adalah Yama, Niyama, Asana, Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Samadhi, yaitu suatu keadaan kukuhnya pikiran dengan atma. Niyama berarti pengendalian diri tahap kedua atau tahap rohani. Niyama ini juga terdiri dari lima bagian karena itu disebut Panca Niyama Bratha itu sebagai berikut :

Akrodha gurususrusa
Saucam aharalaghavam
Apramadas ca pancaite
Niyaman parikirtitah

Artinya : akrodha, gurususrusa, saucam, aharalaghava, dan apramada, disebut juga Panca Niyama Bratha.

Jadi Panca Niyama Bratha itu terdiri dari :
  1.  Akrodha artinya tidak marah.
  2. Gurususrusa artinya bakti berguru.
  3. Sauca artinya suci lahir bathin.
  4. Aharalaghava artinya makan sepatutnya.
  5. Apramada artinya tidak lalai.

Adapun pengertian yang terkandung dari bagian-bagian Panca Niyama Bratha itu sebagai berikut:

1. Akrodha

        Akrodha berasal dari krodha yang berarti marah, mendapat awalan a yang berarti tidak, sehingga akrodha berarti tidak marah atau bisa mengedalikan sifat marah. Dalam hal ini pengendalian sifat marah itu sangat penting untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian lahir batin. Dalam lontar Silakrama disebutkan sifat marah dan akibatnya dengan manusia, terjemahannya sebagai berikut ;

Dari marah timbul kebingungan. Karena kebingungan ingatan menjadi kalut, karena kekalutan ingatan kebijaksanaan lenyap, karena lenyapnya kebijaksanaan orang akan hancur.

Atas dasar itu sifat marah betul-betul harus dikendalikan. Bagaimana usaha kita untuk mengatasi kemarahan itu?

       Oleh karena kemarahan sering juga disusul dengan kebencian dan dendam, lebih-lebih kebencian tidak akan pernah habis bila dihadapi dengan kebencian. Ia hanya akan takluk oleh cinta kasih, cinta kasih ini akan menimbulkan kesabaran yang tinggi. Kesabaran itu memang pahit rasanya, tetapi buahnya manis. Orang yang sabar dikasihi Tuhan, sedang orang pemarah dikasihi setan.
      Bila kemarahan akan muncul, orang hendaknya cepat-cepat menarik nafas dalam-dalam dan minum air dingin, agar hati yang panas itu disejukkan kembali. Dan baik pula orang mengalihkan kemarahannya padahal lain yang tidak merugikan.

2. Gurususrusa 

Gurususrusa, berarti berguru. Orang hendaknya dapat bakti atau hormat kepada semua jenis guru.
  • Pertama, orang harus berbakti terhadap Guru Rupaka, yaitu ibu dan bapak  atau orang tua. Orang hendaknya sadar betapa besarnya pengorbanan kasih saying orang tua pada anaknya untuk memelihara dan mendidiknya. Karena itu baktinya kepada orang tua, sehingga kita tidak menjadi anak yang durhaka. Orang yang durhaka kepada orang tuanya tidak akan selamat hidupnya didunia ini maupun di akhirat nanti.
  • Kedua, orang yang harus kepada guru pengajian, yaitu guru yang mengajar berbagai ilmu pengetahuan dan mendidiknya sehingga dapat menjadi manusia yang berguna. Seseorang yang tidak bakti kepada guru pengajian tidak akan berhasil menuntut ilmu pengetahuan dengan sempurna.
  • Ketiga, orang harus bakti kepada Guru Wisesa atau pemerintah. Pemerintah mengayomi dan mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga tertib dan damai.
  • Keempat, disamping orang harus bakti kepada ketiga jenis guru diatas orang berusaha harus bhakti kepada ketiga jenis guru di atas. Orang berusaha harus bhakti kepada guru sejati yaitu Sang Hyang Paramesthi Guru, Tuhan Yang Maha Esa Karena beliulah sumber segala-galanya ini.

Demikianlah orang harus bhakti kepada keempat jenis guru itu yang disebut Catur Guru. Ajaran    Guru Susrusa menuntun orang kepada kesucian hati dan kearifan.

3. Sauca

        Sauca berasal dari urat kata “suc” yang artinya bersih, murni, atau suci. Yang dimaksud dengan Sauca adalah kebersihan, kemurnian, atau kesucian lahir dan batin. Ajaran sauca menuntun  manusia untuk hidup bersih rohani dan jasmani. Untuk itu, ada tuntunan bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal dibersihkan dengan kebijaksanaan. Demikian ajaran Sauca ini snagat penting karena dengan sauca orang akan memperolehkesucian lahir dan batin.

4.  Aharalaghva

        Aharalaghva artinya makan sepatutnya, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Badan atau tubuh ini tidak akan ad ajika tanpa ada makan dan minum. Ini berarti bahwa orang harus makan dan juga minum, karena tanpa demikian orang tidak akan bisa hidup bersama tubuhnya. Dalam hal makan orang harus tahu memilih makanan yang diperlukan oleh tubuh, juga orang harus tahu ukuran makan. Makan yang berlebihan akan sia-sia dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan maupun mempengaruhi ketenangan jiwa. Juga yang harus diperhatikan bukan hanya selera kenikmatan lidah semata yang hanya sekedap saja, namun yang penting adalah nilai gizinya yang terkandung dalam makanan itu tidak jarang makanan yang kurang lezat mengandung gizi tinggi. Yang penting adalah pengendalian terhadap jihvendria dan sikap mental atau perasaan orang dalam menghadapi makanan itu sendiri.

       Misalnya, walaupun makanan itu kurang enak, namun demikian dengan hati yang senang dan perut sedang lapar maka akan dirasa enak makanan itu. Namun sebaliknya sekalipun makanan tergolong enak bila dimakan dengan hati yang susah maka tidak akan terasa lagi makanan yang terasa enak itu.
Demikianlah ajaran Aparaghlva menuntun orang agar makan makanan yang menyehatkan tubuh dan menuntun prinsip hidup sederhana untuk mencapai kesucian lahir dan batin.

5. Apramada

        Apramada berarti tidak lalai, tidak ingkar janji, tidak ingkar kewajiban. Kewajiban sebai orang cukup banyak dan semuanya harus dikerjakan. Bila lalai akan kewajiban akan mengakibatkan dosa, malapetaka, dan kehancuran. Orang sering lalai  pada masalah-masalah yang kecil namun dapa membawa resiko yang besar. Misalnya lalai menulis nomor ujiannya pada saat mengikuti ujian, menyebabkan ia tidak lulus ujian. Ingatlah bahwa bibit penyakit sangatlah kecil namun dapat membunuh berjuta-juta manusia, sebaliknya gajah yang besar tidak banyak membunuh manusia. Demikianlah hendaknya orang senantiasa berhati-hati dalam berfikir berkata ddan berbuat jangan sampai lengah atau lalai seperti pesan dalam kakawin Ramayana, sebagai berikut;

Sakti dimha katatakut,
Ring wira sama winuwus,
Yatnayan pamati mati
Yekanung satiru-tirun

Artinya :Kesaktian yang dimiliki singa sangat menakutkan,
               Tentang keberaniannya tidak ada yang menyamai,
               Tetapi hati-hati pulalah ia bila membunuh mangsanya,
               Itulah contoh hati-hati yang patut ditiru.


Demikianlah materi yang dapat saya paparkan semoga bisa dimengerti dan para pembaca menjadi paham. jika belum mengerti bisa ditanyakan dikolom komentar. Terima kasih.....



0 Response to "Pengertian dan Pembagian Panca Niyama Bratha"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel