Pengertian dan Pembagian Panca Niyama Bratha
Saturday, January 4, 2020
Add Comment
Pengertian dan pembagian Panca Niyama Bratha
Niyama adalah bagian dari Astanggayoga, yaitu delapan
bagian-bagian dari ajaran yoga. Bagian-bagiaannya adalah Yama, Niyama, Asana,
Pratyahara, Dharana, Dhyana dan Samadhi, yaitu suatu keadaan kukuhnya pikiran dengan
atma. Niyama berarti pengendalian diri tahap kedua atau tahap rohani. Niyama
ini juga terdiri dari lima bagian karena itu disebut Panca Niyama Bratha itu
sebagai berikut :
Akrodha gurususrusa
Saucam aharalaghavam
Apramadas ca pancaite
Niyaman parikirtitah
Jadi Panca Niyama Bratha itu terdiri dari :
- Akrodha artinya tidak marah.
- Gurususrusa artinya bakti berguru.
- Sauca artinya suci lahir bathin.
- Aharalaghava artinya makan sepatutnya.
- Apramada artinya tidak lalai.
Adapun pengertian yang terkandung dari bagian-bagian Panca
Niyama Bratha itu sebagai berikut:
1. Akrodha
Akrodha berasal dari krodha yang berarti marah,
mendapat awalan a yang berarti tidak, sehingga akrodha berarti tidak marah atau
bisa mengedalikan sifat marah. Dalam hal ini pengendalian sifat marah itu
sangat penting untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian lahir batin.
Dalam lontar Silakrama disebutkan sifat marah dan akibatnya dengan manusia,
terjemahannya sebagai berikut ;
Dari marah timbul kebingungan. Karena kebingungan ingatan menjadi
kalut, karena kekalutan ingatan kebijaksanaan lenyap, karena lenyapnya
kebijaksanaan orang akan hancur.
Atas dasar itu sifat marah
betul-betul harus dikendalikan. Bagaimana usaha kita untuk mengatasi kemarahan
itu?
Oleh karena kemarahan sering juga
disusul dengan kebencian dan dendam, lebih-lebih kebencian tidak akan pernah
habis bila dihadapi dengan kebencian. Ia hanya akan takluk oleh cinta kasih,
cinta kasih ini akan menimbulkan kesabaran yang tinggi. Kesabaran itu memang
pahit rasanya, tetapi buahnya manis. Orang yang sabar dikasihi Tuhan, sedang
orang pemarah dikasihi setan.
Bila kemarahan akan muncul, orang
hendaknya cepat-cepat menarik nafas dalam-dalam dan minum air dingin, agar hati
yang panas itu disejukkan kembali. Dan baik pula orang mengalihkan kemarahannya
padahal lain yang tidak merugikan.
2. Gurususrusa
Gurususrusa, berarti berguru. Orang hendaknya dapat bakti
atau hormat kepada semua jenis guru.
- Pertama, orang harus berbakti terhadap Guru Rupaka, yaitu ibu dan bapak atau orang tua. Orang hendaknya sadar betapa besarnya pengorbanan kasih saying orang tua pada anaknya untuk memelihara dan mendidiknya. Karena itu baktinya kepada orang tua, sehingga kita tidak menjadi anak yang durhaka. Orang yang durhaka kepada orang tuanya tidak akan selamat hidupnya didunia ini maupun di akhirat nanti.
- Kedua, orang yang harus kepada guru pengajian, yaitu guru yang mengajar berbagai ilmu pengetahuan dan mendidiknya sehingga dapat menjadi manusia yang berguna. Seseorang yang tidak bakti kepada guru pengajian tidak akan berhasil menuntut ilmu pengetahuan dengan sempurna.
- Ketiga, orang harus bakti kepada Guru Wisesa atau pemerintah. Pemerintah mengayomi dan mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga tertib dan damai.
- Keempat, disamping orang harus bakti kepada ketiga jenis guru diatas orang berusaha harus bhakti kepada ketiga jenis guru di atas. Orang berusaha harus bhakti kepada guru sejati yaitu Sang Hyang Paramesthi Guru, Tuhan Yang Maha Esa Karena beliulah sumber segala-galanya ini.
Demikianlah orang harus bhakti kepada keempat jenis guru itu
yang disebut Catur Guru. Ajaran Guru Susrusa menuntun orang kepada kesucian
hati dan kearifan.
3. Sauca
Sauca berasal dari urat kata “suc” yang
artinya bersih, murni, atau suci. Yang dimaksud dengan Sauca adalah kebersihan,
kemurnian, atau kesucian lahir dan batin. Ajaran sauca menuntun manusia untuk hidup bersih rohani dan
jasmani. Untuk itu, ada tuntunan bahwa tubuh dibersihkan dengan air, pikiran
dibersihkan dengan kejujuran, roh dibersihkan dengan ilmu dan tapa, akal
dibersihkan dengan kebijaksanaan. Demikian ajaran Sauca ini snagat penting
karena dengan sauca orang akan memperolehkesucian lahir dan batin.
4. Aharalaghva
Aharalaghva artinya makan sepatutnya, sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Badan atau tubuh ini tidak akan ad ajika tanpa ada
makan dan minum. Ini berarti bahwa orang harus makan dan juga minum, karena
tanpa demikian orang tidak akan bisa hidup bersama tubuhnya. Dalam hal makan
orang harus tahu memilih makanan yang diperlukan oleh tubuh, juga orang harus
tahu ukuran makan. Makan yang berlebihan akan sia-sia dan dapat menimbulkan
gangguan kesehatan maupun mempengaruhi ketenangan jiwa. Juga yang harus diperhatikan
bukan hanya selera kenikmatan lidah semata yang hanya sekedap saja, namun yang
penting adalah nilai gizinya yang terkandung dalam makanan itu tidak jarang
makanan yang kurang lezat mengandung gizi tinggi. Yang penting adalah
pengendalian terhadap jihvendria dan
sikap mental atau perasaan orang dalam menghadapi makanan itu sendiri.
Misalnya, walaupun makanan itu kurang enak,
namun demikian dengan hati yang senang dan perut sedang lapar maka akan dirasa
enak makanan itu. Namun sebaliknya sekalipun makanan tergolong enak bila
dimakan dengan hati yang susah maka tidak akan terasa lagi makanan yang terasa
enak itu.
Demikianlah ajaran Aparaghlva menuntun
orang agar makan makanan yang menyehatkan tubuh dan menuntun prinsip hidup
sederhana untuk mencapai kesucian lahir dan batin.
5. Apramada
Apramada berarti tidak lalai, tidak ingkar
janji, tidak ingkar kewajiban. Kewajiban sebai orang cukup banyak dan semuanya
harus dikerjakan. Bila lalai akan kewajiban akan mengakibatkan dosa,
malapetaka, dan kehancuran. Orang sering lalai
pada masalah-masalah yang kecil namun dapa membawa resiko yang besar.
Misalnya lalai menulis nomor ujiannya pada saat mengikuti ujian, menyebabkan ia
tidak lulus ujian. Ingatlah bahwa bibit penyakit sangatlah kecil namun dapat
membunuh berjuta-juta manusia, sebaliknya gajah yang besar tidak banyak
membunuh manusia. Demikianlah hendaknya orang senantiasa berhati-hati dalam
berfikir berkata ddan berbuat jangan sampai lengah atau lalai seperti pesan
dalam kakawin Ramayana, sebagai berikut;
Sakti
dimha katatakut,
Ring
wira sama winuwus,
Yatnayan
pamati mati
Yekanung
satiru-tirun
Artinya :Kesaktian yang dimiliki singa
sangat menakutkan,
Tentang keberaniannya tidak ada yang
menyamai,
Tetapi hati-hati pulalah ia bila membunuh
mangsanya,
Itulah contoh hati-hati yang patut ditiru.
Demikianlah materi yang dapat saya paparkan semoga bisa dimengerti dan para pembaca menjadi paham. jika belum mengerti bisa ditanyakan dikolom komentar. Terima kasih.....
0 Response to "Pengertian dan Pembagian Panca Niyama Bratha"
Post a Comment