Contoh Cerita Agama Hindu

Silancha


Ada seorang pedagang yang bernama Gupta. Putranya Narendra, lulusan perguruan tinggi. Narendra adalah seorang pria yang bergaya. Ia seorang yang gemar mengikuti zaman. Ayahnya menginginkan Narendra kawin dengan Sushina, putri seorang petani miskin. Sushila seorang wanita yang taat pada agama, yang tahu bahasa Sansekerta dan telah mempelajari Bhagavadgita, Upanisad, Ramayana tiga jam sekali duduk untuk meditasi. Ia dapat menyanyikan dengan merdu lagu-lagu kidung. Tetapi Narendra tidak mau kawin dengan Sushila. Ia ingin kawin dengan Silancha, seorang gadis modern, yang telah mempelajari kebudayaan barat dan lulus dari perguruan tinggi. 

Perilakunya biasa mendapat pengaruh dari bintang-bintang film di layar perak maupun TV. Ia telah belajar seni bersandiwara. Ia juga dapat main piano. Narendra menganggap Silancha calon istri yang sepadan. Sama-sama lulusan perguruan tinggi, sama-sama modern. Akhirnya Narendra mengawini Silancha. Mereka berdua hidup dengan bahagia. Mereka biasanya berjalan sambil bergandengan tangan di sepanjang pantai. Silancha biasanya muncul dengan pakaian yang mencolok dan merangsang mengikuti mode terbaru di depan Narendra. Mereka berdua sering berjalan di jalan Gajahmada untuk berbelanja. Pada suatu hari Narendra harus pergi ke kantornya pada pukul 07.00 pagi. Ia berkata kepada Silancha, "Sayangku, saya harus pergi  ke kantor agak cepat pada biasanya. Atansanku akan datang hari ini untuk pemeriksaan. Tolong siapkan sarapan sekarang". 

Waktu itu Silancha sedang membaca surat kabar karena ada berita yang luar biasa dan tajuk berita yang menarik. Sebab itu dia berkata " Tunggulah kira-kira sepuluh menit. Saya selesaikan membaca tajuk berita surat kabar ini dulu". Setelah sepuluh menit Narendra datang dan berkata : Silancha sayang, saya akan terlambat. Tolong siapkan teh segera". Silancha tidak bangun. Ia sedang membaca surat kabar dengan sangat tertarik dan penuh perhatian. Narendra datang lagi setelah lima belas menit kemudian dan berkata dengan suara gusar : "Silancha, apa yang kamu lakukan? Ada apa dengan kamu hari ini? Apakah kamu tidak mendengar saya? Bangun dan segera buatkan saya teh, saya harus ke kantor segera. Silancha merasa kesal dan menjawab: "Lihat sini? Jangan banyak bicara. Kamu seorang sarjana. Saya juga sarjana. Mengapa saya harus melayani kamu? Mengapa tidak kamu saja menyiapkan teh untukmu dan melayani saya? Mengapa saya harus menyiapkan teh untukmu? Kita punya hak yang sama". Narendra sangat malu. Ia menudukkan kepalanya dan dengan diam ia pergi. Ia menyiapkan tehnya sendiri dan pergi ke kantor. 

Dimalam hari ia pergi ke tempat yang sepi dan merenung. " Betapa bodohnya saya ini? Saya telah keliru memilih wanita yang bergaya ini. Ayah yang bijaksana. Menginginkan saya untuk kawin dengan Susila. Susila walaupun miskin, namun dia orang baik, gadis yang patuh. Saya akan amat bahagia bila mengawininya. Ia akan sangat patuh pada saya. Lihatlah sifat sombong dari gadis modern dan jahat Silancha itu. Betapa rendahnya ia mempermalukan saya. Saya tidak dapat tinggal bersama dia walaupun hanya sedetik saja". 

Begitulah keadaan Narendra, menyesali dirinya karena salah memilih istri, dan telah mengabaikan nasehat orang tuanya yang sudah berpengalaman menempuh hidup berkeluarga.

3 Responses to "Contoh Cerita Agama Hindu"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel