Luka Yang Dalam Dipunggung
Thursday, January 9, 2020
Add Comment
Luka Yang Dalam Dipunggung
Di tepi sungai Gangga yang suci, hiduplah seorang Brahmana yang miskin, ia adalah seorang pemuja Narayana yang mempelajari BhagavadGita dengan penuh semangat. Dibacanya dan dipujanya buku tersebut setiap hari sambil berusaha hidup sesuai dengan ajaranya. Tetapi keyakinannya terhadap kebenaran asli BhagavadGita itu menghadapi percobaan yang sangat berat. Telah lama Brahmana itu mempelajari dan menghormati Bhagavadgita tetapi nasibnya tidak berubah karena ia tetap tenggelam dalam kemiskinan yang menyedihkan. Mangkuk makanannya jarang terisi penuh dan istrinya selalu kekurangan makan setiap hari. Suatu hari, ketika ia sedang merenung memikirkan kemiskinannya, pandangannya jatuh pada bab 9, sloka-22 dari Bhagavadgita yang mengatakan bahwa: "Tuhan akan menanggung beban semua yanh berlindung kepada-Nya".
Ia meragukan kebenaran ayat ini. Ia merasa tidak pernah dapat perlindungan walau pun taat memuja Narayana. Maka diambilnya pena, dicelupkannya kedalam tinta merah dan dengan geram dicoretnya kalimat yang menjengkelkan itu. Setelah agak reda dari kemarahannya, ia bangkit dan pergi ke luar rumah, meninggalkan istrinya sendiri menunggu dirumah. Tidak lama kemudian, datanglah dua anak laki-laki yang nampaknya bersudara ke rumah Brahmana itu. Yang lebih muda agak gelap warna kulitnya. Mereka datang ke rumah Brahmana itu dengan membawa sekarung beras dan ember berisi bahan makanan yang lain. Istri Brahmana itu amat heran,
karena mereka menyatakan dengan tegas bahwa semua bahan makanan itu adalah untuknya dan suaminya. Istri Brahmana itu memperlihatkan sekali tanda-tanda dari dua orang laki-laki itu. Ia melihat sesuatu yang menarik perhatian. Dilihatnya luka yang parah dan dalam masih mengeluarkan darah di punggung anak yang lebih muda. Ketika ia bertanya pada anak muda itu, siapakah yang menyebabkan luka yang sekejam itu, maka anak muda itu menjawab: "Suamimu!". Ia heran, bagaimana mungkin suaminya berbuat sedemikian kejam, melukai anak yanh sedemikian manis. Tetapi kedua bersaudara itu tiba-tiba lenyap dalam sekejap. Tidak lama kemudian setelah suaminya datang maka istri Brahmana itu menceritakan kejadian yang baru saja dialami. Suaminya tidak tahu apa-apa tentang anak muda yanh luka itu.
Ia mengaku tidak kenal dan tidak bersalah. Tetapi ia tidak habis pikir, serta heran siapakah orang yang telah memberikan beras itu kepadanya, kepalanya pening. Sebagaimana biasa bila ia mengalami kesulitan ia selalu mencari hiburan dengan membaca githa. Kebetulan yang dibuka adalah bab 9, sloka 22. Ah! Pandangannya jatuh pada goresan yanh digariskan dengan perasaan marah beberapa jam yang lalu diatas halaman disepanjang bait tersebut. Rupanya perasaan marah dan tinta merah itu yang digoreskan pada ayat Bhagavadgita itu melukai hati Sri Krishna. Kekurangan percayaannya telah melukai beliau sedemikian parahnya.
Sri Krishna telah datang dalam wujud anak kecil dengan luka di punggung, untuk menyadarkan Brahmana itu, bahwa apapun yang dia pikirkan dengan sungguh-sungguh diketahui dan didengar Sri Krishna. Brahmana lari kian kemari seperti orang gila untuk mecari jejak anak laki-laki itu agar bisa disembahnya, dan berteriak memohon ampun, tetapi anak laki-laki itu tidak dapat ditemukan.
Sebab itu percayalah pada jaminan Tuhan, jika permohonan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh permohonan itu akan didengar dan dikabulkan oleh Tuhan.
0 Response to "Luka Yang Dalam Dipunggung"
Post a Comment