Jenis-Jenis Canang
Wednesday, January 29, 2020
Add Comment
Canang
Orang Bali, khususnya pada saat melakukan upacara keagamaan
pasti menggunakan yang namanya canang. Canang merupakan sarana pokok yang
digunakan untuk melakukan upacara-upacara agama Hindu, yang mana canang ini
merupakan sarana untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa. Canang
ini biasa terbuat dari bahan janur dan tentunya berisi beberapa macam bunga
untuk menambah nilai estetika canang tersebut.
Biasanya setiap upacara keagamaan dalam agama Hindu menggunakan canang yang berbeda di setiap upacara yang dilakukan. Ada beberapa macam canang yang penting yang sering digunakan dalam upacara agama. Adapun macam-macam canang itu antara lain : Canang Sari, Canang Genten, Canang Burat Wangi, Canang Meraka, dan lain-lain. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis canang.
Biasanya setiap upacara keagamaan dalam agama Hindu menggunakan canang yang berbeda di setiap upacara yang dilakukan. Ada beberapa macam canang yang penting yang sering digunakan dalam upacara agama. Adapun macam-macam canang itu antara lain : Canang Sari, Canang Genten, Canang Burat Wangi, Canang Meraka, dan lain-lain. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis canang.
1. Canang Sari
Canang sari merupakan inti dari sesajen/banten. Pada upacara
apapun dan tingkat terkecil hingga upacara terbesar sekalipun canang sari
selalu dipakai. Canang sari disamping selalu menyertai banten yang lain juga
dapat dipersembahkan menyendiri seperti pada hari-hari suci maupun untuk berbagai
keperluan. Bentuk canang sari dapat dibagi dua, yaitu bagian bawah sebagai alas
dan bagian atasnya yang disebut uras sari. Sebagai alasnya diapakai ceper atau
taledan yang berbentuk segi empat atau berbentuk bulat seperti tamas kecil.
Pada pinggirnya diberi hiasan “trikona/pekir.” Pada alasnya ini diisi perlengkapan berupa: pelawa, porosan, tebu, kekiping pisang emas dan beras kuning. Pelawa adalah daun kayu. Porosan adalah daun sirih yang diisi kapur dan pisang. Sedangkan kekiping adalah sejenis jajan dari tepung beras. Diatasnya barulah diletakkan uras sari/sampian uran yang diisi dengan bermacam-macam kembang atau sari.
Bentuk uras sari sedemikian rupa yang merupakan rangakaian janur yang penus artistik. Perlu dijelaskan bahwa twbu, kekiping dan pisa disebut “raka-raka”. Raka-raka ini demikian pula biji beras adalah inti persembahan kepada tuhan. Tebu mewakili persembahan minuman karena air tebu merupakan salah satu minuman dewa-dewa. Biji beras mewakili persembahan dari “taila” yaitu biji-bijian. Pisang mewakili persembahan dari buah-buahan dan jaja kiping mewakili persembahan dari jajan.
Pada pinggirnya diberi hiasan “trikona/pekir.” Pada alasnya ini diisi perlengkapan berupa: pelawa, porosan, tebu, kekiping pisang emas dan beras kuning. Pelawa adalah daun kayu. Porosan adalah daun sirih yang diisi kapur dan pisang. Sedangkan kekiping adalah sejenis jajan dari tepung beras. Diatasnya barulah diletakkan uras sari/sampian uran yang diisi dengan bermacam-macam kembang atau sari.
Bentuk uras sari sedemikian rupa yang merupakan rangakaian janur yang penus artistik. Perlu dijelaskan bahwa twbu, kekiping dan pisa disebut “raka-raka”. Raka-raka ini demikian pula biji beras adalah inti persembahan kepada tuhan. Tebu mewakili persembahan minuman karena air tebu merupakan salah satu minuman dewa-dewa. Biji beras mewakili persembahan dari “taila” yaitu biji-bijian. Pisang mewakili persembahan dari buah-buahan dan jaja kiping mewakili persembahan dari jajan.
Bentuk canang genten itu demikian pula isinya hampir sama dengan canang sari diatas. Bedanya adalah sebagai berikut : canang genten tidak menggunakan “raka-raka”. Alasnya selalu segi empat dan dapat menggunakan daun pisang. Canang genten ini sama penggunaannya dengan canang sari.
3. Canang Buratwangi
Bentuk canang ini seperti juga canang genten hanya
ditambahkan “burat wangi” dan dua jenis “lenga wangi” yang khusus untuk maksud
tersebut. Ketiga perlengkapannya ini dialasi dengan kojong atau tangkih. Adapun
cara untuk membuat burat wangi dan lenga burat wangi adalah demikian. Burat wangi
dibuat dari beras dan kunir yang ditumbuk halus dan dicampur air cendana. Dapat
pula dicampur dengan jenis akar-akaran yang berbau harum.
Lenga wangi yang berwarna keputih-putihan dibuat dari kemenyan, malem yang dicampur dengan minyak kelapa. Malem adalah sejenis lemak pada sarang lebah. Sedangkan lenga wangi yang berwarna hitam dibuat dari kacang-kacangan seperti kacang komak putih yang digoreng sampai gosong lalu dihaluskan dicampur dengan minyak kelapa. Canang burat wangi ini dipergunakan pada hari-hari tertentu untuk melengkapi sesajen dan lainnya.
Lenga wangi yang berwarna keputih-putihan dibuat dari kemenyan, malem yang dicampur dengan minyak kelapa. Malem adalah sejenis lemak pada sarang lebah. Sedangkan lenga wangi yang berwarna hitam dibuat dari kacang-kacangan seperti kacang komak putih yang digoreng sampai gosong lalu dihaluskan dicampur dengan minyak kelapa. Canang burat wangi ini dipergunakan pada hari-hari tertentu untuk melengkapi sesajen dan lainnya.
4. Canang Meraka
Canang ini beralaskan ceper atau tamas. Diatasnya diisi
tebu, pisang, buah-buahan, beberapa jenis jajan dan sebuah sampian yang disebut
“sri kekili” yang berbentuk kojong diisi pelawa, porosan serta bunga. Dapat pula
dilengkapi dengan sebuah canang sari atau canang genten. Bentuk yang lebih
besar dari canang meraka ini adalah berupa gebongan, pajegan atau canang tegeh.
0 Response to "Jenis-Jenis Canang"
Post a Comment