Pengertian Catur Asrama


Catur Asrama

Catur Asrama berasal dari kata Catur Dan Asrama, Catur berarti empat dan Asrama berarti jenjang atau tingkatan. Jadi Catur Asrama adalah empat jenjang tingkatan dalam kehidupan manusia, menurut ajaran Agama Hindu. Adapun pembagian dari Catur Asrama tersebut adalah :

  1. Brahmacari
  2. Grehasta
  3. Wanaprasta
  4. Bsisuka (Sanyasin)


      1.  Brahmacari

Kata Brahmacari berasal dari kata “Brahma” yang artinya ilmu pengetahuan atau ilmu ke-Tuhanan. Dan “Cari/carya” artinya tingkah laku. Jadi Brahmacari artinya tingkat kehidupan manusia pada waktu sedang mengejar ilmu pengetahuan yang merupakan bekal dan modal  dasar dalam kehidupan ini. Masa ini berlangsung mulai umur t tahun sampai dengan 24 tahun. Sehingga masa Brahmacari ini, sekarang mulai tingkat SD, SMP, (pendidikan dasar 9 tahun), SMTA, dan perguruan tinggi. Anak-anak harus memanfaaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya. Belajar yang paling baik adalah pada tingkat ini. Mengapa demikian? Karena dalam tingkatan Brahmacari ini keadaan fisik kita sangat segar dan otak kita pun pada ini umumnya sedang tajam-tajamnya untuk menerima pelajaran. Disamping itu ingatan kita masih sangat kuat. Gangguan-gangguan berupa beban dan tanggung jawab belumlah banyak adanya. Yang mesti kita utamakan dalam masa brahmacari adalah Dharma, yaitu kebajikan dan budhi pekerti yang luhur. Untuk itulah selama masa Brahmacari, siswa harus memulai belajar disiplin , tertib, tekun, jujur, dalam segala hal sehingga tercapai apa yang dicita-citakan.

2.  Grehasta

Tingkatan atau jenjang berikutnya setelah Brahmacari adalah Grehasta. Grehasta berasal dari kata “Greha” yang artinya rumah atau rumah tangga, dan kata “stha” yang artinya berdiri, mendirikan atau membina. Jadi grehasta adalah tingkatan kehidupan pada waktu membina rumah tangga. Setelah keadaan kita sudah dipandang dewasa, dan bekal pengetahuan yang kita miliki sudah cukup memadai barulah kita meningkatkan kehidupan yang lebih tinggi. Tingkatan kehidupan kedua dari Catur Asrama yaitu Grehasta.  Dalam memasuki masa Grehasta ini tidaklah berarti bahwa masa belajar berakhir begitu saja. Belajar tidak mengenal batasan usia dan waktu. Karena ilmu pengetahuan itu sifatnya berkembang terus. Ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam masa Brahmacari itu lebih diperdalam lagi dan ditingkatkan masa Grehasta ini. Ada beberapa kewajiban yang menjadi tanggung jawab dalam menjalani Grehasta. Kewajiban-kewajiban antara lain : melanjutkan keturunan, melaksanakan panca yadnya, membina rumah tangga, kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.  Wanaprasta

Setelah masa Brahmacari dan Grehasta maka akan dilanjutkan pada masa atau tingkatan yang ketiga yaitu masa Wanaprasta. Wanaprasta berarti hidup mengasingkan diri dihutan. Namun dijaman sekarang ini bukan berarti harus pergi kehutan untuk mencari ketenangan. Lebih baik kita cari pada diri kita sendiri. Maksudnya ialah untuk mendapatkan suasana yang tenang dan tidak dipengaruhi oleh gangguan keperluan hidup sehari-hari atau tidak dipengaruhi oleh sifat keduniawian. Kenikmatan dan kepuasan yang bersifat lahiriah sedikit demi sedikit mulai ditinggalkannya. Yang menjadi perhatian adalah pada masa Wanaprasta ini yaitu mengarah pada kebahagiaan rohani yang bersifat kekal abadi. Mulai makan-makanan yang berkolehtrol tinggi, mulai makan vegetarian. Tidak makan daging.

4.  Bhisuka (Sanyasin)

Tingkatan atau jenjang terakhir dalam kehidupan ini adalah Bhisuka (Sanyasin). Bhisuka (Sanyasin) ialah tingkatan kehidupan yang lepas dari ikatan keduniawian dan hanya mengabdikan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi wasa dengan jalan menyebarkan ajaran-ajaran kesucian. Arti kata “Bhisuka” adalah peminta-minta. Maksudnya ialah ia tidak boleh mempunyai apa-apa dalam pengabdiannya pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan untuk makan nyapun ia ditanggung oleh murid-muridnya atau pengikutnya. Sedangkan arti kata “Sanyasin” adalah meninggalkan keduniawian dan hanya mengabdikan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dengan menyebarkan luaskan ajaran-ajaran suci. Pada masa Bhisuka, merupakan masa untuk memantapkan perjalanan kembali kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, sehingga akan mencapai ketenangan, kedamaian dan tak akan terlahirkan lagi menjadi manusia. Berarti dapat mencapai moksa yang merupakan tujuan agama Hindu.

Demikianlah materi yang dapat saya paparkan, semoga para pembaca menjadi mengerti tentang materi Catur Asrama. Jika ada pertanyaan atau masalah kalian bisa bertanya pada kolo komentar. Makasi guys J   

0 Response to "Pengertian Catur Asrama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel