Pengertian Catur Asrama
Sunday, January 19, 2020
Add Comment
Catur Asrama
Catur Asrama berasal dari kata Catur Dan Asrama, Catur
berarti empat dan Asrama berarti jenjang atau tingkatan. Jadi Catur Asrama
adalah empat jenjang tingkatan dalam kehidupan manusia, menurut ajaran Agama
Hindu. Adapun pembagian dari Catur Asrama tersebut adalah :
- Brahmacari
- Grehasta
- Wanaprasta
- Bsisuka (Sanyasin)
1. Brahmacari
Kata Brahmacari berasal dari kata “Brahma” yang artinya ilmu
pengetahuan atau ilmu ke-Tuhanan. Dan “Cari/carya” artinya tingkah laku. Jadi Brahmacari
artinya tingkat kehidupan manusia pada waktu sedang mengejar ilmu pengetahuan
yang merupakan bekal dan modal dasar
dalam kehidupan ini. Masa ini berlangsung mulai umur t tahun sampai dengan 24
tahun. Sehingga masa Brahmacari ini, sekarang mulai tingkat SD, SMP,
(pendidikan dasar 9 tahun), SMTA, dan perguruan tinggi. Anak-anak harus
memanfaaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya. Belajar yang paling baik adalah
pada tingkat ini. Mengapa demikian? Karena dalam tingkatan Brahmacari ini keadaan
fisik kita sangat segar dan otak kita pun pada ini umumnya sedang
tajam-tajamnya untuk menerima pelajaran. Disamping itu ingatan kita masih
sangat kuat. Gangguan-gangguan berupa beban dan tanggung jawab belumlah banyak
adanya. Yang mesti kita utamakan dalam masa brahmacari adalah Dharma, yaitu
kebajikan dan budhi pekerti yang luhur. Untuk itulah selama masa Brahmacari,
siswa harus memulai belajar disiplin , tertib, tekun, jujur, dalam segala hal
sehingga tercapai apa yang dicita-citakan.
2. Grehasta
Tingkatan atau jenjang berikutnya setelah Brahmacari adalah
Grehasta. Grehasta berasal dari kata “Greha” yang artinya rumah atau rumah
tangga, dan kata “stha” yang artinya berdiri, mendirikan atau membina. Jadi grehasta
adalah tingkatan kehidupan pada waktu membina rumah tangga. Setelah keadaan kita
sudah dipandang dewasa, dan bekal pengetahuan yang kita miliki sudah cukup
memadai barulah kita meningkatkan kehidupan yang lebih tinggi. Tingkatan kehidupan
kedua dari Catur Asrama yaitu Grehasta. Dalam
memasuki masa Grehasta ini tidaklah berarti bahwa masa belajar berakhir begitu
saja. Belajar tidak mengenal batasan usia dan waktu. Karena ilmu pengetahuan
itu sifatnya berkembang terus. Ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam masa
Brahmacari itu lebih diperdalam lagi dan ditingkatkan masa Grehasta ini. Ada beberapa
kewajiban yang menjadi tanggung jawab dalam menjalani Grehasta. Kewajiban-kewajiban
antara lain : melanjutkan keturunan, melaksanakan panca yadnya, membina rumah
tangga, kewajiban bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Wanaprasta
Setelah masa Brahmacari dan Grehasta maka akan dilanjutkan
pada masa atau tingkatan yang ketiga yaitu masa Wanaprasta. Wanaprasta berarti
hidup mengasingkan diri dihutan. Namun dijaman sekarang ini bukan berarti harus
pergi kehutan untuk mencari ketenangan. Lebih baik kita cari pada diri kita
sendiri. Maksudnya ialah untuk mendapatkan suasana yang tenang dan tidak
dipengaruhi oleh gangguan keperluan hidup sehari-hari atau tidak dipengaruhi
oleh sifat keduniawian. Kenikmatan dan kepuasan yang bersifat lahiriah sedikit
demi sedikit mulai ditinggalkannya. Yang menjadi perhatian adalah pada masa
Wanaprasta ini yaitu mengarah pada kebahagiaan rohani yang bersifat kekal
abadi. Mulai makan-makanan yang berkolehtrol tinggi, mulai makan vegetarian. Tidak
makan daging.
4. Bhisuka (Sanyasin)
Tingkatan atau jenjang terakhir dalam kehidupan ini adalah
Bhisuka (Sanyasin). Bhisuka (Sanyasin) ialah tingkatan kehidupan yang lepas
dari ikatan keduniawian dan hanya mengabdikan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi
wasa dengan jalan menyebarkan ajaran-ajaran kesucian. Arti kata “Bhisuka”
adalah peminta-minta. Maksudnya ialah ia tidak boleh mempunyai apa-apa dalam
pengabdiannya pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan untuk makan nyapun ia
ditanggung oleh murid-muridnya atau pengikutnya. Sedangkan arti kata “Sanyasin”
adalah meninggalkan keduniawian dan hanya mengabdikan kepada Sang Hyang Widhi
Wasa dengan menyebarkan luaskan ajaran-ajaran suci. Pada masa Bhisuka,
merupakan masa untuk memantapkan perjalanan kembali kehadapan Ida Sang Hyang
Widhi, sehingga akan mencapai ketenangan, kedamaian dan tak akan terlahirkan
lagi menjadi manusia. Berarti dapat mencapai moksa yang merupakan tujuan agama
Hindu.
Demikianlah materi yang dapat saya paparkan, semoga para
pembaca menjadi mengerti tentang materi Catur Asrama. Jika ada pertanyaan atau
masalah kalian bisa bertanya pada kolo komentar. Makasi guys J
0 Response to "Pengertian Catur Asrama"
Post a Comment