Pembagian Darsana
Saturday, February 1, 2020
Add Comment
Darsana
Pengertian Darsana
Darsana adalah istilah yang umum untuk menunjukkan suatu sistem
filsafat India. Kata ini berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu dari akar kata
yang berarti memandang istilah lain yang memilih arti yang sama dengan darsana
adalah tatwa, manasastra, wiracarita dan tarka. Tatwa berarti hakekat atau
kebenaran, manasastra berarti pemikiran yang bersifat filsafat, wicara sastra
berarti penyelidikan tentang kebenaran dan tarka berarti pemikiran yang
bersifat filsafat atau kebenaran. Di India ada enam filsafat yang didasarkan
pada ajaran Weda yang disebut Sad Darsana.
System filsafat yang didasarkan pada ajaran weda yang disebut Sad Darsana memiliki tujuan yang sama yaitu kelepasan atau persatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Cara yang mereka pergunakan untuk mendapatkan kebenaran yang berbeda satu dengan yang lainnya. Maka atas dasar itu mereka memiliki perbedaan pandangan akan satu kebenaran. Semua sistim filsafat India yang disebut darsana mengakui kewenangan weda dan menjadikan kitab Upanisad sebagai dasar ajarannya. Ajaran-ajaran yang ditulis yang memiliki arti dalam. Tujuan dari penulis ini adalah untuk memudahkan seorang guru mengajar kepada siswanya.
System filsafat yang didasarkan pada ajaran weda yang disebut Sad Darsana memiliki tujuan yang sama yaitu kelepasan atau persatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Cara yang mereka pergunakan untuk mendapatkan kebenaran yang berbeda satu dengan yang lainnya. Maka atas dasar itu mereka memiliki perbedaan pandangan akan satu kebenaran. Semua sistim filsafat India yang disebut darsana mengakui kewenangan weda dan menjadikan kitab Upanisad sebagai dasar ajarannya. Ajaran-ajaran yang ditulis yang memiliki arti dalam. Tujuan dari penulis ini adalah untuk memudahkan seorang guru mengajar kepada siswanya.
Pembagian Sad Darsana
System filsafat India yang disebut Sad Darsana itu adalah
Nyaya, Waisesika, Samkya, Yoga, Mimansa, dan Wedanta. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. Nyaya
Pendiri ajaran ini adalah Gotama. System ini juga disebut
Aksapada dan Tarkawada. Sumber ajaranya adalah kitab Nyayasastra yang tulis
Gotama, Nyaya mengajarkan tentang logika. Menurut Nyaya keberadaan alam semesta
terjadi karena gabungan atom-atom dari Catur Mahabharata yaitu : tanah, air,
udara, dana pi dengan ditambah lagi dengan akasa, waktu dan ruang Tuhan
dipandang sebagai pencipta tetapi juga sebagai pemelihara dan pelebur. Semua
yang ada dialam semesta ini tidak dapat dilepaskan dengan Tuhan. Tuhan lah
sebagai sumber asasinya.
2. Waisesika
Pendiri dari ajaran ini adalah Kanada beliau juga dikenal
dengan nama Kanadhaksaka yang menuntun orang untuk merealisasikan sang diri
sejati. Sumber pokok ajarannya tercantum dalam buku Waisesikasutra buah karya
Kanada. Terjadinya alam semesta menurut Waisesika adalah akibat pengabungan
atom-attom pada catur bhuta. Penggabungan atom-atom itu dilakukan oleh Tuhan. Tuhan
dalam ajaran Waisesika disebut dengan nama Siwa. Tuhanlah yang menciptakan,
memelihara, dan melenyapkan alam semesta beserta isinya. Pelenyapan alam
semesta bergantung pada Tuhan. Mengenai jiwa Waisesika menyatakan jamak, dan
setiap jiwa dapat dikenali oleh karma wasana yang mengalami punarbhawa untuk
mendapatkan kelepasan yang merupakan tujuan hidup tertinggi dianjurkan melalui
jalan bhakti kepada Tuhan. Meditasi dan berbuat baik kepada sesama.
3. Samkya
Menurut tradisi yang mula-mula mengajarkan ajaran Samkya
ialah Kapila. Beliau menulis kitab Samkya Sutra yang yang dijadikan sebagai
sumber pokok ajaranya. Dalam system filsafat India. Samkya dipandang sebagai sistem
filsafat Hindu yang tertua. Ajaran Samkya bersifat dualistis karena mengakui
adanya dua realistis sebagai asal mula dari segala sesuatu yaitu Purusa dan
Prakerti, Purusa dan Prakerti bersifat kekal dan tidak dapat diamati. Sistem
Samkya juga disebut realistis karena mengakui adanya realita alam semesta yang
berbeda dengan purusa. Samkya mengakui bahwa purusa adalah jamak dengan
demikian Samkya juga disebut menganut sistem pluralistis. Tujuan dari Samkya
adalah kelepasan, cara untuk mencapai kelepasan itu adalah dengan menghilangkan
awidnya dan merenungkan secara mendalam bahwa sesungguhnya purusa itu adalah
pribadi yang sejati yang berbeda dengan alam pikiran dan jasmani.
4. Yoga
Pendiri dari ajaran ini adalah Patanjali. Yoga mengajarkan
latihan pengendalian diri jasmani dan pikiran untuk mencapai tujuan akhir yang
disebut dengan Samadhi. Sumber pokok ajaran yoga terdapat dalam kitab Yoga
Sutra yang ditulis oleh Patanjali. Kitab Yoga Sutra dibagi menjadi empat bagian
yaitu :
- Samadhi Pada
Isinya menguraikan tentang sifat dan tujuan yoga. Pada bagian
ini pula diuraikan mengenai perubahan-perubahan pikiran bila seseorang
melakukan yoga dan pula cara melaksanaknnya.
- Sadhuna pada
Isinya tentang cara untuk mencapai Samadhi dan tentang karma
wasana dari kehidupan terdahulu.
- Wibuhti pada
Isinya mengenai kekuatan gaib yang didapat bila melaksanakan
praktek-praktek yoga.
- Katwalya pada
Isinya melukiskan tentang alam kelepasan dan atman yang
mengatasi alam keduniawian.
5. Mimamsa
Tokoh pendiri sistem Mimansa adalah Jaimini. Sumber pokok
ajarannya Mimansa adalah kitab Mimansa Sutra. Para penulis komentar kitab ini
adalah Sabaraswamin, Kamarilla, Batta, dan Prabhakara. Ajaran mimansa ialah
ajaran yang bersifat pluralistis dan realistis dalam artian bahwa jiwa itu
jamak sedangkan alam sesmesta itu adanya nyata dan berbeda dengan jiwa. Sistim mimansa
terbagi menjadi dua jenis, yaitu Purwa Mimansa dan Uttara Mimansa. Purwa mimansa
berarti penyelidikan sistematis yang pertama yang dimaksudkan adalah bahwa
sistim ini membicarakan bagian weda yang pertama, kitab Brahmana. Uttara mimansa
berarti penyelidikan sistematis kedua yang dimaksudkan adalah bahwa sistem ini
membicarakan bagian weda yang kedua yaitu kitab Upanisad.
6. Wedanta
Wedanta artinya akhir dari ajaran weda. Ajaran ini disebut
pula dengan Uttara Uimamsa. Wedanta merupakan puncak filsafat India yang
berdasarkan atas ajaran upanisad. Pokok ajaran wedanta adalah hubungan antara
Tuhan dengan dunia antara atman dengan parama atman. Dalam kita Bhagavadgitha,
wedanta disebut dengan nama Brahma Sutra. Tujuan dari wedanta adalah kelepasan
dalam artian peniadaan awidya secara sempurna. Untuk menghilangkan awidya itu
adalah dengan jalan melakukan karma bhakti, srawanam, manana dan meditasi, yang
ditunjukkan demi untuk Tuhan.
0 Response to "Pembagian Darsana "
Post a Comment